Mengenal Pancawarna Garut (Edong) dan Pancawarna Klawing

Advertisement

Batu Pancawarna adalah batu yang memiliki corak warna yang indah dengan berbagai motif yang unik sehingga memberikan nilai seni yang tinggi, sebenarnya nama pancawarna di ambil dari bahasa sansakerta yang memberikan arti lima warna, karena batu ini memang memiliki 5 corak warna yang terpadu dengan indah, bahkan bisa lebih dari lima warna. adapun warnanya terdiri dari hijau, merah, cokelat, hitam, kuning, putih, biru dan lain sebagainya.

Pada jaman dahulu batu ini tidak banyak di minati, mungkin hanya orang-orang tua saja yang memilikinya, namun seiring perubahan jaman batu ini kini mulai banyak di minati baik di kalangan muda maupun tua, bahkan banyak warga negara asing pun yang ikut mengoleksi batu pancawarna ini.

Di indonesia ada 2 jenis batu pancawarna yang banyak di gemari dan banyak di perbincangkan, yaitu:

• Pancawarna Garut (Edong).
  
  Asal mulanya batu ini di temukan oleh seorang kakek yang biasa di panggil dengan nama abah Edong, dia menemukannya di galian samping rumahnya pada tahun 1994, hingga saat ini batu ini pun sering di sebut sebagai batu Pancawarna Edong.
  
  
  Batu ini merupakan jenis Chalcedony yang terbentuk dari fosil kayu yang memiliki warna-warni yang beragam indahnya, mungkin pada jaman dulu kita bisa membelinya dengan harga 5 juta /100kg nya, akan tetapi saat ini harganya bisa mencapai 5 juta /kilonya.

• Pancawarna Klawing.
  
  Seperti namanya, batu ini di temukan di sungai klawing, yang berada di kabupaten Purbalingga, namun pada tahun-tahun yang lalu batu dari daerah ini tidak begitu mencolok, bahkan tidak di hiraukan keberadaannya, namun mulai tahun 2013 seiring negara kita di landa demam akik, barulah batu dari daerah ini mulai di lirik dan dai buru.
  
  
  
  
  Sebenarnya tidak hanya batu pancawarna yang terdapat di wilayah ini, ada juga batu Nagasui, Citrine, Kristal Quartz, Jasper, Badar besi dan lain-lain.